Main Article Content

Abstract

Pembelajaran IPA di SMP khususnya materi gerak tumbuhan masih kurang dapat memfasilitasi siswa untuk
berpikir kritis. Perangkat yang digunakan dalam eksperimen gerak tumbuhan juga masih sangat konvensional dan
belum dapat merangsang kemampuan logika dan analisis siswa. Light Spectrum Filtering Cube (LSF Cube) merupakan
sebuah inovasi perangkat eksperimen untuk mempelajari fototropisme pada materi gerak tumbuhan. Tujuan dari
penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui karakteristik LSFCube pada materi gerak tumbuhan 2) menguji validitas
LSF Cube pada materi gerak tumbuhan dan 3) menguji keefektifan perangkat LSF Cube pada materi gerak
tumbuhann untuk memberdayakan kemampuan berpikir kritis.Penelitian ini adalah penelitian riset &
pengembangan (R&D). Subjek ujicoba adalah 62 siswa di SMPN 13 Semarang. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa 1) Perangkat LSF Cube yang dikembangkan memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan perangkat yang selama ini digunakan dalam percobaan fototropisme konvensional yaitu
mudah digunakan, mampu merangsang keingintahuan siswa, memungkinkan siswa untuk berhipotesis dan
memanipulasi variabel-variabel yang ada 2)Produk perangkat eksperimen IPA terpadu Light Spectrum Filtering Cube
(LSF Cube) yang dikembangkan valid untuk diterapkan pada materi gerak tumbuhan dengan perolehan validitas
konstruk dengan skor 3,78 dan validitas isi dengan skor 3,75 3) Produk perangkat eksperimen IPA terpadu Light
Spectrum Filtering Cube (SLF Cube) yang dikembangkan untuk materi gerak tumbuhan efektif untuk memberdayakan
kemampuan berpikir kritis.

Keywords

LSF Cube Fototropisme Gerak Tumbuhan Kemampuan Berpikir Kritis

Article Details

How to Cite
Dewi Kurniasih, M., Nugraheni, D., & Kurniati, L. (2017). PENGEMBANGAN PERANGKAT LIGHT SPECTRUM FILTERING CUBE UNTUK MEMBERDAYAKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI GERAK TUMBUHAN. PSEJ (Pancasakti Science Education Journal), 2(1), 22-31. https://doi.org/10.24905/psej.v2i1.74

References

  1. Blue, J., Taylor, B. & Rice, J.Y. (2008). FullCycle Assesment of Critical Thinking in
  2. an Ethics and Science Course.
  3. International Journal for the Scholarship of
  4. Teaching and Learning. 2(1), 1-23
  5. Campbell, N.A., Reece, J.B. Urry, L.A.,
  6. Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., dan
  7. Jackson, R.B. (2008). Biologi Jilid 2
  8. (Edisi Kedelapan). Jakarta: Erlangga.
  9. Ende E. S. (2013). Penerapan Model Preduct
  10. Observer Explain (POE) terhadap
  11. Keterampilan Proses dan Hasil Belajar
  12. Kimia pada Siswa Kelas XI IPA SMA
  13. Negeri 1 Bungku Tengah. Tesis, tidak
  14. dipublikasikan. Program Pascasarjana,
  15. Palu: Universitas Tadulako.
  16. Gazali, A, Hidayat, H & Yuliati, L. (2015).
  17. Efektivitas Model Siklus Belajar 5E
  18. Terhadap Keterampilan Proses Sains
  19. dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
  20. Jurnal Pendidikan Sains, 3(1), 10-16
  21. Johnson, EB. (2008). Contextual Teaching and
  22. Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar
  23. Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna.
  24. Penerjemah Ibnu Setiawan. Bandung:
  25. Mizan Learning Center
  26. Hayat, M. S., & Anggraeni, S., (2011).
  27. Practicum Based Learning on
  28. Invertebrate Concept to Students
  29. Attitude‟ Scientific Attitude
  30. Development. Jurnal Penelitian. 2, 141-
  31. 152.
  32. Klimoviene, G., Urboniene, J. &
  33. Barzdziukiene, R. (2006). Developing
  34. Critical Thinking through Cooperative
  35. Learning. Studies about Languages. 9, 77-
  36. 85
  37. Koray, o & Koksal M,S. (2009). The Effect of
  38. Creative and Critical Thinking Based
  39. Laboratory Apllications on Creative and
  40. Logical Thinking Abilities of
  41. Prospective Teachers. Asian Pacific
  42. Forum on Science Learning and Teaching,
  43. 10(1), 1-11
  44. Kurniawan, D. (2011). Pembelajaran Terpadu
  45. (Teori, Praktik dan Penilaian). Bandung:
  46. Pustaka Cendekia Utama
  47. Lunnetta, Hofstein & Clough. (2007). The
  48. Laboratory in Science Education: The
  49. State of the Art. Chemistry Education
  50. Research and Practice, 8(2), 105-10
  51. Mappeasse, M. Y., (2010). Pengaruh Cara dan
  52. Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar
  53. Programmable Logic Controller ( PLC )
  54. Siswa Kelas III Jurusan Listrik SMK
  55. Negeri 5 Makassar. Jurnal MEDTEK.
  56. 2(12), 1–6.
  57. Mustamin, H. (2010). Meningkatkan Hasil
  58. Belajar Matematika Melalui Penerapan
  59. Asesmen Kinerja, Lentera Pendidikan. 13,
  60. 37-38.
  61. Prawiranata, W. (1991). Dasar-Dasar Fisiologi
  62. Tumbuhan Jilid III. Bogor: Departemen
  63. Botani Fakultas Pertanian Institut
  64. Pertanian Bogor.
  65. Purwanto, N. (2000). Prinsip-Prinsip dan TeknikTeknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
  66. Remaja Rosdakarya.
  67. Purwendri, R. (2013). Penggunaan Media
  68. Pembelajaran dengan Program Berbasis
  69. Lectora untuk Meningkatkan Minat dan
  70. Hasil Belajar IPA Konsep Gerak
  71. Tropisme pada Siswa SMP Kelas VIII.
  72. Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, 17 (2), 12-18
  73. Sudjana. I.W. (2000). Metode dan Teknik
  74. Pembelajaran Partisipatif. Bandung:
  75. Falah Production.
  76. Sunaryo, W. (2012). Taksonomi Kognitif.
  77. Bandung: Rosda Karya.
  78. Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M.
  79. I. (1974). Instructional Development for
  80. Training Teachers of Expectional Children.
  81. Minneapolis, Minnesota: Leadership
  82. Training Institute/Special Education,
  83. University of Minnesota
  84. Usdalifat, S., Ramadhan, A & Suleman, S.M.
  85. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran
  86. Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir
  87. Kritis dan Keterampilan Proses Siswa
  88. pada Mata Pelajaran IPA Biologi Kelas
  89. VII SMP Negeri 19 Palu. Jurnal Sains
  90. dan Teknologi Tadulako, 5 (3), 1-10